Minggu, 24 April 2011

BUDIDAYA IKAN PATIN

1. Pengertian Ikan Patin (Pangasius sp)


Ikan patin atau dalam bahasa latinnya disebut pangasius hipothalmus merupakan ikan konsumsi budi daya ikan air tawar unggulan. Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, mengandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan keuntungan.
Salah seorang yang menggeluti usaha budidaya ikan patin adalah Yayan Suryana, di kolam ikannya dikawasan Lembur Situ, Sukabumi, Jawa Barat. Perjalanan menuju lokasi budidaya ikan patin di Lembur Situ, dapat ditempuh dengan mobil selama setengah jam dari kota Sukabumi. Mengambil arah ke selatan, tepatnya berada dikawasan Jalan Pelabuhan.

Dilahan seluas satu hektar inilah Yayan Suryana membudidayakan ikan patin. Budidaya dilakukan di kolam air deras, berukuran tiga kali tiga meter persegi. Sumber airnya dari sungai yang dialirkan ke setiap kolam. Air dari kolam kemudian dialirkan kembali ke sungai. Budidaya ikan patin tergolong sulit.
Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan tersendiri. Sehingga tidak semua petani ikan air tawar dapat mengawinkan induk ikan patin jantan dan betina sehingga menghasilkan anakan yang berkualitas baik. Untuk menghasilkan anakan ikan patin dilakukan proses pembenihan di kolam yang disebut bak hatchery. Dibak ini dipasang aerator sehingga pasokan oksigen terjaga.
Proses pembenihan dilakukan dengan menginduksi induk jantan dan betina dengan horman perangsang pembuahan. Telur yang dihasilkan indukan betina dicampur dengan benih dari indukan jantan di bak penampungan selama 18 hingga 20 jam. Telur akan menetas dan berubah menjadi larva. saat masih anakan, diberi makanan cacing sutra dan artemia.
Setiap bulannya, dari tempat ini dapat dihasilkan anakan ikan patin berukuran satu hingga tiga inchi sebanyak dua ratus ribu ekor.Anakan ikan patin umumnya telah dipesan pembeli sebelum proses pemijahan.
Untuk anakan berukuran satu inchi, dihargai antara delapan puluh hingga seratus rupiah per ekor. Setelah berusia satu hingga tiga minggu, anak ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran. Yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan patin adalah menjaga kualitas air kolam.
Selain itu, memberikan pakan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Takaran makanan yang diberikan, seperlima berat badan ikan. Ikan patin yang dibesarkan dikolam dipanen setelah berusia tiga hingga empat bulan. Permintaan paling banyak untuk ikan patin yang memiliki berat antara setengah kilogram hingga satu kilogram. Harganya berkisar antara sepuluh ribu hingga lima belas ribu rupiah per kilogram.

PEMELIHARAAN IKAN PATIN
Ikan patin merupakan ikan konsumsi yang sudah banyak dibudidayakan, dikarenakan tingkat perkembangabiakan dialam hanya bisa bertahan sekitar 5% saja, padahal ikan ini termasuk ikan yang lumayan enak,gurih. Pengemar ikan patin ini terutama orang Palembang atau bisa dikatakan sekitar pulau Sumatra.
Cara pembudidayaan ikan patin dengan cara menyuntik indukan perempuan, biasanya saya menggunakan obat ACG untuk merangsang dari telur itu, setelah itu diamkan sekitar 1-3 hari,jika indukan terlihat masih gendut atau positif ada telurnya maka
kita suntik lagi dengan ovaprim, telur bisa dispirit sekitar 14jam setelah suntikan ovaprim.
Setelah 14 jam kita urut perut indukan, keluarkan semua telur sampai benar-benar habis, tetapi sebelum mengeluarkan telur sediakan indukan laki-laki untuk pembuahan, setelah telur dikeluarkan dan ditaruh kedalam wadah lalu urut indukan laki-laki sampai keluar spermanya, kira-kira sudah cukup, aduk telur dan sperma menggunaka bulua ayam agar telur tidak pecah.
Setelah kira-kira sudah tercampur rata, maka telur bisa ditetaskan di akuarium,fiber atau yang lebih mudah di dalam corong penetasan, PH air harus 8. Telur akan menetas sekitar 24 jam setelah penebaran didalam wadah penetasan, ketikan sudah telihat bergerak pisah kan ke wadah yang baru.

PEMELIHARAAN LARVA IKAN PATIN sampai 3/4 inch
Ikan patin memiliki cadangan makanan untuk persediaan sekitar 1hari, setelah itu kita harus memberi makan, pakan larva biasanya menggunakan artemia, artemia tidak bisa langsung diberikan karena artemia tersebut masih berbentuk crystal, kita harus memetaskannya dahulu didalam air asin, setelah menetas baru kita bisa berikan untuk pakan.
Pemberian pakan larva ikan patin biasanya sekitar 3jam sekali, karna kita tidak bisa sekaligus berikan banyak didalah wadah larva karna larva kita menggunakan air tawar sedangkan artemia menggunakan air asin, kita harus rutin memberikannya maximal 3jam sekali.
Setelah kita berikan artemia selama 5hari kita harus sudah ganti pakan karena, harga artemia cukup mahal. Kita mengganti pakannya menggunakan cacing rambut, tetapi tidak langsung menggantinya begitu saja karna harus ada penyesuaian, pergantian pakan harus hati-hati karna jika tidak ikan bisa mati, cacing rambutnya sebelumnya harus dihaluskan menggunakan blender lalu cuci bersih menggunakan saringan.
Pergantian cacing membuat ikan kurang normal, tapi akan normal kembali setelah 1hari. Pakan cacing yang dihaluskan kita berikan selama 10hari, setelah 10hari ikan sudah agak besar sehingga kita tidak harus menghaluskannya tapi cukup mengaramkan cacing sampai mati, cuci bersih lalu berikan. Ketika ikan sudah mencapai ukuran ¾ inch, kita harus ganti pakan lagi menggunakan pellet ikan untuk siap dipindahkan kedalam kolam yang lebih besar.

AERATOR , OKSIGEN TERCUKUPI
Siklus sirkulasi air kolam yaitu pertama air dari kolam masuk ke dalam filter setelah melalui proses filterisasi menjadi air bersih dialirkan kembali ke dalam kolam.
Air bersih yang kembali ke kolam dapat melalui pipa langsung pancuran ke kolam atau bisa dibuat lebih indah seperti air terjun mini (tentunya disesuaikan dengan keinginan si empunya kolam) yang menimbulkan gelembung udara berisi suplai tambahan oksigen. Walaupun sebenarnya didalam air kandungan oksigen itu sudah ada.
Agar asupan oksigen lebih mencukupi lagi, sebaiknya ditempatkan Aerator yang fungsinya sebagai penambah kandungan oksigen (mesin pembuat gelembungan udara / air kata orang awam). Penempatan selang aerator gelembung udara lebih tepat guna diletakan di bawah air terjun/pancuran sehingga menimbulkan gelembung-gelembung tambahan yang lebih banyak lagi, namun tidaklah menjadi halangan apabila penempatan selang aerator diletakan di sisi kolam berbeda.
Keberhasilan usaha pembenihan ditentukan oleh beberapa faktor terutama mutu induk, manajemen induk dan kualitas air.
Pertama kali yang harus diperhatikan adalah mutu induk. Dalam mendapatkan induk, harus diperhatikan asal usul induk, jangan sampai terjadi inbreeding (perkawinan antar saudara) karena akan menurunkan mutu benih yang dihasilkan. Induk yang mendapatkan pakan berkualitas akan menghasilkan telur yang berukuran relatif besar, kuat dan daya tetas tinggi. Ukuran besarnya telur sebanding dengan besar larva. Telur yang bermutu baik menghasilkan larva yang lebih kuat dan tahan terhadap penyakit.

Pada tahap pemeliharaan larva harus diperhatikan titik-titik kritis pemeliharaan larva yang terjadi pada waktu

■ PENETASAN
Telur-telur yang tidak menetas dan cangkang telur yang menetas akan membusuk dan merusak kualitas air. Karena itu cangkang dan telur yang tidak menetas harus segera dibuang keluar tanpa mengganggu larva.

■ HABISNYA KUNING TELUR
Pada saat ini larva memerlukan makanan dari luar. Dia akan memakan apapun yang ada di depannya, termasuk temannya sendiri. Solusinya adalah segera diberi makan yang sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Pakan harus bergerak karena mata larva belum sempurna dan larva hanya mengangakan (membuka) mulutnya saja.

■ LARVA PATIN YANG BARU MENETAS AKAN BERGERAK
vertikal ke atas dan ke bawah. Kondisi kritis
terjadi pada saat larva bergerak horisontal. Ini merupakan tanda-tanda muai habisnya kuning telur. Pada saat larva mulai bergerak secara horisontal, pakan hidup harus segera diberikan.

■ PERUBAHAN JENIS PAKAN
Larva harus diberi makan yang sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Sehingga energi yang dihasilkan dari makanan lebih besar daripada energi dikeluarkan untuk membuka mulut. Karena itu, ukuran dan jenis makanan yang diberikan secara bertahap harus disesuaikan. Saat pengggantian jenis pakan ini seringkali terjadi banyak kematian karena tidak semua ikan dapat segera menyesuaikan diri, akibatnya ukuran ikan jadi tidak seragam. ikan yang kecil akan semakin kecil dan akhirnya mati karena selalu kalah dalam perebutan makanan.

Yang harus dilakukan dalam masalah ini adalah penggantian pakan dilakukan secara overlap (tumpang tindih). Yakni pakan pengganti diberikan dahulu sambil melihat respon ikan terhadap pakan baru tersebut. Setelah ikan yang mudah menyesuaikan diri kenyang, diberikan pakan lama untuk yang belum bisa makan pakan pengganti. Hal tersebut dilakukan selama beberapa hari hingga semua ikan bisa mengkonsumsi pakan pengganti.

Pemberian pakan pada larva juga harus disesuaikan dengan system alat pencernaannya yang belum sempurna. Pakan diberikan sedikit demi sedikit tapi sering. Pada saat pemeliharaan larva, pakan diberikan paling sedikit 6 kali dalam sehari semalam. Selepas dari tahap larva, pemeliharaan benih biasanya tidak terlalu banyak kendala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar